Minggu, 10 Oktober 2010

PILIH TEMAN YANG BAIK

Joko hari ini dimarahi gurunya. Alasannya bahwa Joko ikut ikutan mengganggu Maya dengan menyembunyikan tasnya. Padahal itu ulah iseng Lodi. Memang dia anak yang sering menganggu teman temannya di sekolah . Macam macam saja isengnya, menyembunyikan tas dan alat tulis, mengikat tali sepatu dari belakang, mengagetkan murid yang akan masuk kelas, sampai melempar lempar kapur ke siapa saja. Nakal sih boleh tapi sedikit saja..jangan keterusan, nanti jadi kebiasaan. Joko memang cukup dekat dengan Lodi. Dia dan Lodi sama sama cepat larinya. Jadi mereka sering bermain kejar kejaran di halaman sekolah. Nah, hari itu Joko lagi sial. Lodi menyembunyikan tas Maya di laci mejanya Joko. Maya menangis dan mengadu ke bu guru. Ketika bu guru bertanya tidak ada murid yang mengaku. Akhirnya satu persatu murid diperiksa dari bangku ke bangku oleh bu guru dan ditemukanlah tas Maya di meja Joko. Wah, Joko mana tahu ? khan bukan dia yang sembunyikan tas itu disana. Lagipula Joko hari itu tidak memasukan barang apa apa di lacinya, jadi tidak sadar kalau di dalamnya ada tas Maya. Bu Guru marah ke Joko dan nanti siang pulang sekolah diminta menghadap ke kantor guru.
Joko dipanggil Wali Kelas di kantor guru. “Pak, saya betul betul tidak tahu kenapa tas Maya bisa ada di meja saya, sungguh pak”, jelas Joko bersungguh sungguh. Roman muka yang serius dari Joko membuat Pak Guru jadi tidak yakin bahwa Joko yang menyembunyikan tas itu. “ Coba kamu kasih tahu bapak, siapa murid yang paling nakal di kelas”, tanya Pak Guru. Tanpa pikir panjang Joko langsung ingat Lodi. Ya..semua murid juga tahu kalau Lodi yang paling suka iseng di kelas. “Lodi pak, tapi apa betul dia yang sembunyikan tas Maya di laci saya?”, kata Joko tidak yakin. “Kalau mau jelas kita bisa panggil Lodi untuk ditanya langsung”, kata Pak Guru. “ Wah, sudahlah pak..saya pikir masalah ini sudah selesai. Dia memang begitu pak orangnya. Baik sih tapi isengnya keterlaluan “, pinta Joko karena memikirkan bagaimanapun Lodi adalah sahabatnya.
Tok..tok..” Siang pak, Boleh saya masuk ?”, dari luar Maya minta izin. “ooh, Maya , silakan masuk. Ada apa?”, sambut Pak Guru. Maya bercerita kalau sebetulnya dia juga tidak yakin kalau Joko yang sembunyikan tasnya. Menurut Maya selama ini Joko anak yang baik, bahkan suka menolong teman temannya. “ Jadi saya rasa tidak mungkin Joko yang nakal pak, jadi tolong Joko jangan dihukum. Mungkin Lodi pak, khan dia yang paling nakal di kelas “, pinta Maya bersungguh sungguh. Pak guru mengangguk angguk. Dia senang dengan semangat kesetiakawanan anak anak didiknya. “Bagus, kalian semua anak anak yang baik. Joko tidak akan bapak hukum karena sepertinya dia tidak bersalah. Tapi tadi juga Joko tidak mau Lodi dihukum karena memang sudah sifatnya suka iseng “, kata Pak Guru.  “Begini saja, sekarang kalian bapak nasihatkan supaya pilih pilih dalam berteman. Jangan berteman dengan anak yang nakal ”,kata Pak Guru. Pak Guru menjelaskan dulu waktu kecil beliau juga nakal, tapi lama lama tidak punya teman karena tidak ada yang mau berteman dengan anak nakal. Akhirnya Pak Guru kesepian sendiri dan lama lama sifat nakalnya berkurang dan lama lama malah jadi suka menolong dan melindungi teman temannya.  Akhirnya Pak Guru waktu masih sekolah dulu jadi punya banyak teman lagi karena nakalnya sudah berubah menjadi baik hati dan penolong. “ Jadi sementara kalian jauhi dulu saja Lodi itu, biar dia tahu kalau tidak punya teman itu tidak menyenangkan, lama lama dia pasti bisa berubah jadi anak baik seperti kalian. Tolong bapak ya”, kata Pak Guru kepada Joko dan Maya. Mereka sama sama tersenyum. Pak Guru memang guru yang bijaksana, pikir Joko dan Maya bangga.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar