Minggu, 07 November 2010

MAKANAN DIBUANG SAYANG

Bagas , Mama dan si Mbak sedang jalan jalan di taman kota. Tamannya bagus dan rindang karena banyak pepohonan. Ada danau, jalur berlari, lapangan olah raga, rumput hijau dan banyak lagi. Banyak keluarga yang berkumpul di situ, semuanya senang.
Bagas berlari lari terus dikejar kejar sama Mbaknya yang ikut berlari sambil memegang sendok dan sepiring nasi. Sambil berlari tangannya terus menutup rapat mulutnya seolah olah tidak boleh ada makanan yang masuk ke dalamnya.  Si Mbak sampai cape sudah 15 menit terus menerus membujuk Bagas agar mau makan tapi hanya masuk 1 sendok saja. Padahal lauknya enak sekali, ada ayam semur dan sop segar yang sehat dan bergizi. Hmm, jadi si Mbak yang lapar karena kecapean kejar kejar Bagas. Mama cuma menggeleng geleng kepala melihatnya.
Rupanya dari tadi perhatian Bagas sedang tertuju pada pemulung yang sedang membuka buka tutup tempat sampah di taman kota itu. Satu persatu tempat sampah diperiksa dan diambil yang dia perlu bisa diambil dimasukan ke dalam karung yang digendongnya. . Bahkan jika ada makanan sisa dikumpulkannya di satu kantung plastik yang juga dia bawa . Kebetulan banyak keluarga membawa bekal untuk piknik di taman. Nah, sekarang dia sedang menuju ke tempat sampah yang dekat dengan Bagas dan Mama duduk duduk. Seperti yang sudah sudah, dibukanya tutup tempat sampah lalu dicarinya barang yang dibutuhkan untuk dimasukan ke dalam karung. Tampaknya dia dapat dus makanan yang masih ada isinya, lalu dituangkan isinya ke dalam kantung plastik.. Ih..apa tidak jorok menumpulkan makanan bekas orang lain seperti itu? pikir Bagas.
“De, coba sini sebentar,” panggil mama. Bagas terkejut karena dia tidak menyangka mamanya akan memanggil pemulung itu. Pemulung itu datang menghampiri, “Ya bu, ada apa bu”, tanyanya sopan. Walaupun tampak lelah, wajahnya tetap ceria. Tidak tampak seperti orang kesal telah bejalan kaki panas panas seharian. “ Kamu punya adik di rumah?” Tanya mama. “ Ada bu, adik saya dua orang masih kecil, dijaga ibu di rumah”, kata dia ramah. “ Ini buat adik adik kamu, salam ke ibu ya”, kata mama sambil menyelipkan sejumlah uang ke tangan kanan anak pemulung itu. Tidak lupa diberikan juga sebungkus dus kue kue yang masih baru. “ Wah, ibu..terimakasih banyak. Adik dan ibu saya pasti senang sekali. Terimakasih bu..”, ujarnya terbata bata sambil berkali kali menunduk hormat, setelah itu bergegas dia berlari meninggalkan taman. Bagas masih terbengong bengong melihat kejadian tadi.

Rupanya mama melihat Bagas sedang berpikir. Beliau tersenyum ,” Bagas, kamu lihat senang sekali ya kakak itu dikasih makanan sama mama “. Bagas berkata ,” Iya ma, kenapa ya, padahal kue kue itu khan biasa saja ya ma”. Kemudian mama menjelaskan dengan sabar dan penuh kasih sayang bahwa ternyata tidak semua anak beruntung bisa makan tiap hari tiga kali seperti Bagas dan teman teman.  Sering kali untuk bisa makan sekali sehari pun anak kecil harus bekerja keras dulu mencari makanan sisa di tempat sampah. Semua itu terpaksa karena tidak punya uang untuk membeli makanan. “ Jadi Bagas harus bersyukur pada Tuhan karena masih diberi rejeki bisa makan apa saja yang Bagas mau. Tidak usah kerja cari makan sendiri seperti kakak yang tadi. Makanan tidak boleh dibuang buang, daripada dibuang lebih baik dikasih ke orang yang membutuhkannya ya”. Hup, Bagas segera melompat berlari menghampiri si Mbak. “Bik..bibik…mana makanan Bagas? Lapar nih..! “ Bagas berseru. Mama tersenyum melihat kelakuan Bagas.