“Pah…minta uang dong buat
beli CD Yovie & the Nuno baru, ntar kehabisan nih”, rajuk Dewi ke Papanya
tadi di sebelum keluar mobil pas diantar sekolah. Papa cuma geleng geleng saja
sambil tersenyum, mau gak mau keluar lagi beberapa lembar uang sepuluh ribuan
dari dompet Papa. Enak ya, dapet uangnya gampang, tinggal minta pasti dikasih.
Anak kesayangan, siapa dulu.. Masa sih, kalau gitu harusnya Dewi sebagai anak
juga sayang sama Papanya. Jangan sering sering minta uang untuk hal yang belum
penting sekali. Khan cari uang susah, mintanya memang gampang.
Ah, Dewi khan masih
sekolah, belum bisa dan belum wajib cari uang sendiri. Memang betul, tapi
‘belajar’ menghargai uang khan gak salah dimulai sejak dari usia sekolah. Coba
lihat, berapa banyak anak jalanan yang jauh lebih muda dari Dewi terpaksa harus
ngamen dan minta minta di jalanan karena bapak ibunya tidak punya uang. Atau
abang baso atau abang tukang koran yang seumur dengan Dewi juga tapi tidak bisa
sekolah terpaksa harus berdagang karena tidak ada biaya untuk sekolah.
Rasanya mereka tidak seberuntung Dewi, tapi jangan salah loh, jiwa
berjuang mereka pasti lebih kuat dibanding Dewi. Mereka berjuang untuk bertahan
hidup di kota Metropolitan. Dewi juga sebetulnya sedang berjuang untuk
membangun hidupnya, hanya mungkin Dewi dan teman teman sekolahnya baru mulai
akan merasakan berjuang dalam hidupnya selepas sekolah atau universitas
nantinya. Tentunya dengan permulaan yang harus lebih baik daripada teman teman
yang tidak sempat bersekolah karena Dewi jauh lebih berpendidikan dan lebih
mampu keadaannya. Hal yang harus disyukuri dan diperjuangkan.
Apalagi selama ini orang
tua Dewi bekerja keras dari pagi sampai malam baru pulang untuk membiayai
keluarga, salah satunya untuk biaya sekolah Dewi juga koleksi CD nya. Mungkin
Dewi tidak tahu bagaimana Papa di kantor banyak masalah dengan boss atau dengan
rekan kerja, sudah gitu masih kena macet di jalan, tapi setiap pulang kerja
Papa selalu tersenyum pada Dewi. Papa gak mau Dewi melihat Papanya susah dengan
masalah di kantor. Buat Papa, melihat Dewi senang dan sekolahnya lancar
dengan nilai nilai bagus saja sudah merupakan ‘hadiah besar ‘ dan bisa
mengobati semua rasa lelahnya setelah seharian bekerja keras di kantor.
Papa baru saja pulang
kantor, sebelum masuk kamar, Dewi sempat dicium keningnya oleh Papa lalu
mengusap usap rambutnya dengan rasa sayang. Malam ini hampir jam 22.00, Dewi
bersujud dulu sebelum tidur Dia sedang berdo’a, “ Tuhan, terimakasih atas
segala nikmat pemberian Mu dalam hidupku. Sayangilah Papa dan Mamaku, berikan
selalu kesehatan kepada mereka agar Dewi sempat membalas segala perhatian dan
kasih sayang mereka kepada Dewi selama ini. Amin”. Rupanya tadi Papa masih
sempat membuka pintu kamar Dewi tadi lupa mau kasih CD Andra & The Backbone
baru tapi urung karena Dewi sedang berdo’a. Papa mendengar do’a Dewi
tadi. “Dewi, semoga Tuhan mengantarkan kamu jadi anak yang dapat
membanggakan orang tua. Amin”, doa Papa penuh syukur.